Presiden Prabowo Apresiasi POLRI Usai Musnahkan 124 Ton Sabu, Gus Kurnain: Dunia Akui Polisi Kita

 

BANYUWANGI, – Mediainfopol.com

Narasi reformasi POLRI yang belakangan ramai disuarakan di tengah gelombang unjuk rasa di berbagai daerah dinilai sebagai upaya yang disengaja untuk menggiring opini publik. Hal ini disampaikan oleh Iskandar Zulkarnain, atau yang akrab disapa Gus Kurnain, ulama asal Kalibaru, yang merupakan Da’i Kamtibmas Polda Jawa Timur. Hal itu menanggapi situasi nasional pasca kericuhan di Jakarta, Medan, Surabaya, dan sejumlah daerah lain.

Menurutnya, isu reformasi POLRI bukan muncul secara alamiah dari masyarakat, melainkan dihembuskan oleh kelompok tertentu dengan tujuan politik tertentu, yakni agar mendapat perhatian dan tanggapan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

“Narasi reformasi POLRI sengaja dihembuskan setelah demo besar di Kabupaten Pati dan berbagai kota besar. Padahal publik tahu, yang memicu kemarahan rakyat bukan polisi, melainkan arogansi oknum eksekutif dan legislatif,” ujar Gus Kurnain, Selasa (4/11/2025).

Ia mencontohkan perilaku sejumlah pejabat yang justru menjadi pemantik emosi rakyat.

“Ada bupati yang menantang rakyat untuk demo, ada anggota DPR yang berjoget karena gajinya naik saat rakyat susah. Itu yang menyulut kemarahan,” ujarnya.

Namun ironisnya, kata dia, yang menjadi sasaran kemarahan massa justru aparat kepolisian yang tengah menjalankan tugas negara menjaga keamanan.

“Polisi dihujat, dilempari batu, bom molotov, dipukuli, bahkan ada yang kepalanya dijahit hingga 12 jahitan, ada yang koma. Tapi yang didesak untuk reformasi justru POLRI. Ini logika yang terbalik,” tegasnya.

Gus Kurnain menyebut fenomena ini sebagai bentuk pengalihan kesalahan dan dosa publik oleh elite, yang ia sebut sebagai “extraordinary crime” karena menjadikan POLRI kambing hitam.

“Orang atau kelompok yang berbuat dosa, lalu membuang residunya ke pihak lain, itu kejahatan luar biasa. Baca Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 112,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa TNI-POLRI adalah pagar negara. Jika pagar ini digerus oleh opini publik yang destruktif, maka yang terancam adalah keutuhan bangsa.

“Jika ada yang mencoba mengadu domba TNI-POLRI, itu bahaya besar bagi negara,” ucapnya.

Gus Kurnain menambahkan, tidak bisa dipungkiri bahwa di tubuh POLRI ada oknum yang perlu dibenahi. Namun, generalisasi terhadap institusi dianggap tidak adil.

“Oknum ada di semua lembaga, termasuk di komunitas ulama dan kyai. Ada yang brengsek juga. Jadi jangan hanya POLRI yang diserang,” ujarnya sambil menyitir kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali dan Syarah Hikam karya Ibnu ‘Athoillah As-Sakandari.

Ia menutup pernyataannya dengan apresiasi terhadap kinerja kepolisian dalam memerangi narkoba.

“Alhamdulillah, Bapak Presiden Prabowo memberi apresiasi kepada POLRI saat menghadiri pemusnahan 124 ton sabu. Itu bukti kerja keras polisi yang luar biasa. Presiden sendiri mengatakan, di seluruh dunia polisi dicaci, tapi kebaikannya jarang diangkat,” pungkasnya.

Gus Kurnain yang juga Ketua Majelis Al-Banjari Kalibaru, Banyuwangi ini pun menegaskan dukungannya terhadap POLRI sebagai garda depan keamanan negara.

“Bravo POLRI dan NKRI,” tutupnya dengan penuh semangat.

 

(Siswanto)