Palembang//Mediainfopol.Com/Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menghadiri pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Empat Lawang, Joncik Muhammad dan Arifai, yang digelar secara khidmat di Griya Agung Palembang, Senin (16/6). Acara pelantikan ini tidak hanya menjadi tonggak awal periode kedua kepemimpinan pasangan JM FAI, tetapi juga menjadi simbol kuatnya komitmen sinergi antarprovinsi di kawasan barat Pulau Sumatera dalam mendukung pembangunan inklusif dan pelayanan publik yang optimal.
Kehadiran Helmi Hasan dalam kapasitasnya sebagai Gubernur Provinsi tetangga menandai eratnya hubungan strategis antara Bengkulu dan Sumatera Selatan, khususnya dengan Kabupaten Empat Lawang yang secara geografis berbatasan langsung dengan wilayah Bengkulu. Hubungan antardaerah ini menjadi krusial dalam menyelesaikan berbagai persoalan lintas batas, mulai dari infrastruktur, perekonomian, hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan.
Prosesi pelantikan dipimpin langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, dan turut dihadiri sejumlah tokoh nasional, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Pangan RI Zulkifli Hasan, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Yandri Susanto, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto, serta Gubernur Jambi Al Haris. Hadirnya para pejabat tinggi negara tersebut mencerminkan dukungan penuh pemerintah pusat terhadap kesinambungan kepemimpinan daerah dan pembangunan berkelanjutan di Sumatera bagian selatan.
Dalam sambutannya, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menyampaikan ucapan selamat kepada Joncik–Arifai, sekaligus mengapresiasi keberhasilan mereka dalam memimpin Empat Lawang pada periode sebelumnya.
Selamat atas pelantikan ini. Saya percaya pasangan JM–FAI akan kembali menjalankan amanah rakyat dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi tinggi. Kami di Bengkulu menyambut baik upaya sinergi lintas daerah, terutama untuk membangun kawasan perbatasan yang lebih maju dan sejahtera,” ujar Helmi.
Gubernur Helmi juga menyebut pentingnya kolaborasi strategis antarprovinsi dalam menyelesaikan isu-isu pembangunan lintas wilayah, seperti pembangunan jalan penghubung, distribusi logistik, pengelolaan sumber daya alam, hingga penguatan sektor UMKM dan pariwisata daerah.
Bupati Joncik Muhammad dalam pidatonya menegaskan komitmen kepemimpinan di periode kedua ini untuk melanjutkan visi Empat Lawang MADANI Jilid II, yang merupakan kelanjutan dari program lima tahun sebelumnya.
Ini adalah kemenangan rakyat. Kami persembahkan untuk seluruh masyarakat Empat Lawang yang telah memberi amanah dan kepercayaan kepada kami. Visi MADANI Jilid II akan dijalankan dengan semangat baru dan pemerintahan yang bersih, demokratis, efisien, serta berorientasi pada hasil,” kata Joncik.
MADANI sendiri merupakan singkatan dari Makmur, Aman, Damai, Agamais, Nasionalis, dan Indah – sebuah kerangka pembangunan yang mengedepankan nilai-nilai spiritualitas, kebangsaan, serta keindahan tata kelola dan lingkungan. Dalam pelaksanaannya, program prioritas akan difokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, pembangunan infrastruktur hijau yang berkelanjutan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal.
Joncik juga menyebut pentingnya reformasi birokrasi dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Pemerintah Kabupaten Empat Lawang, katanya, akan terbuka terhadap masukan dari berbagai elemen, termasuk akademisi, tokoh adat, generasi muda, dan pelaku usaha lokal.
Pelantikan ini sekaligus menjadi momentum strategis untuk mendorong integrasi dan konektivitas kawasan barat Sumatera yang mencakup provinsi Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, dan sekitarnya. Dialog informal yang berlangsung usaiy pelantikan turut membahas rencana kerja sama lintas provinsi dalam penguatan ketahanan pangan, pengelolaan energi bersih, penanganan perubahan iklim, serta digitalisasi layanan publik.
Gubernur Helmi Hasan menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi Bengkulu terbuka untuk menjalin berbagai bentuk kemitraan dengan Pemerintah Kabupaten Empat Lawang, termasuk dalam sektor transportasi, pendidikan lintas daerah, dan penguatan jaringan perdagangan regional.
Kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak berhenti di batas administratif. Justru dari sinilah kita bisa membangun Indonesia dari pinggiran, seperti yang selalu ditekankan oleh Presiden,” ungkap Helmi.
Acara ditutup dengan suasana penuh keakraban, di mana para kepala daerah, menteri, dan tokoh masyarakat berdiskusi singkat mengenai tantangan dan peluang pembangunan di wilayah barat Sumatera. Suasana ini mencerminkan semangat kebersamaan dan optimisme dalam menyongsong masa depan yang lebih baik bagi rakyat di seluruh pelosok negeri.
(M.Harus ak)