Kutai Timur MediaInfopol.com
Muara Ancalong -Jalan poros di desa Senyiur dan desa Long Nah Gemar Baru serta desa Long Tesak kecamatan Muara Ancalong kabupaten Kutai Timur (Kutim) rusak parah. Jalan poros tersebut merupakan urat nadi bagi masyarakat umum yang juga merupakan penghubung antar tiga desa.

Sudah berbulan-bulan jalan itu rusak belum juga ada tanda-tanda akan segera di perbaiki. Jalan poros tersebut bukan saja di gunakan oleh masyarakat tetapi juga digunakan pihak perusahaan perkebunan Kelapa Sawit PT. Telen Prima Group (TPG) dan PT. Cipta Davia Mandiri (CDM).

Warga sudah berkali-kali menyuarakan keluhan, namun suara mereka seakan-akan tenggelam dalam diamnya kebijakan.

Setiap kali hujan turun, jalan berubah menjadi lintasan maut—licin, berlumpur, dan mematikan. Warga sering terjatuh dari kendaraan roda dua, aktivitas terhenti, dan roda ekonomi mandek.“Ini bukan jalan biasa. Ini jalur ekonomi, jalur kehidupan kami. Tapi entah kenapa, seolah dianggap tidak penting,” ungkap salah seorang warga kepada tim investigasi MediaInfopol.com, Selasa (2/6/2025).

Kritik keras dari seorang warga yang tak mau disebut namanya diarahkan kepada DPRD Dapil 3 yang dianggap tidak hadir saat rakyat membutuhkan. Jalan tersebut menjadi simbol dari kelalaian pemerintah dalam membangun infrastruktur dasar di wilayah Kecamatan Muara Ancalong .“Janji manis saat kampanye tak ada yang terbukti. Setelah duduk di kursi empuk, mereka lupa jalan kami masih berlumpur,” ujarnya tajam.

Beliau juga berharap agar pihak perusahaan terkait memperhatikan akses jalan tersebut. Sebagai bentuk kontribusi yang sudah bertahun-tahun meraup keuntungan tapi untuk kepentingan masyarakat umum tidak di perhatikan, agar kiranya melalui dana CSR bisa membantu perbaikan jalan. Tegasnya.

Kondisi ini bukan hanya memperlambat mobilitas, tapi juga membunuh potensi ekonomi lokal. Komoditas warga sulit dijual, akses pendidikan dan kesehatan pun terganggu.Warga tidak meminta muluk-muluk: hanya jalan yang layak dan perhatian yang nyata.

“Berapa lama lagi kami harus menunggu? Sampai ada korban jiwa? Sampai semua hasil panen membusuk? Ini bukan tentang infrastruktur, ini tentang keadilan,” pungkasnya.

Kini bola panas ada di tangan para pemangku kebijakan. Akankah mereka bertindak, atau terus menutup mata? (Abu.Tim)*

By Man

You missed

Kalapas Banyuwangi Ikuti Penanaman Bibit Pohon Kelapa Serentak di SAE Ngajum, Untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional, MALANG – Mediainfopol.com Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) menggelar penanaman bibit pohon kelapa secara serentak di seluruh Indonesia, Kegaiatan tersebut dilaksanakan secara terpusat di Nusakambangan. Rabo (10/9/2025) Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen Pemasyarakatan Jawa Timur memusatkan kegiatan penanamannya di lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Malang di Ngajum, Kabupaten Malang. Kepala Lapas Kelas IIA Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa turut hadir dalam kegiatan di SAE Ngajum tersebut sebagai bentuk nyata dukungan dan komitmen untuk menyukseskan program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh Presiden dalam Asta Cita Presiden, serta 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Kegiatan penanaman dipimpin secara langsung oleh Kepala Kanwil Ditjen Pas Jawa Timur, Kadiyono, didampingi oleh seluruh Kepala UPT Pemasyarakatan dan Imigrasi se-Jawa Timur. Kehadiran jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat juga turut memeriahkan dan menguatkan dukungan terhadap agenda strategis nasional ini. Dalam sambutannya, Kepala Kanwil Ditjen Pas Jatim mengungkapkan bahwa total terdapat 10.000 bibit kelapa yang ditanam serentak di seluruh UPT wilayah Jawa Timur. “Rinciannya, yang ditanam di SAE Ngajum ini berjumlah 3.331 pohon. Sedangkan 6.669 bibit lainnya tersebar pada seluruh UPT Pemasyarakatan dan Imigrasi di Jawa Timur,” jelas Kadiyono. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bernilai simbolis semata, melainkan menjadi bukti nyata komitmen Kanwil Jatim dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendukung program nasional ketahanan pangan. “Penanaman pohon kelapa ini adalah wujud komitmen kita bersama untuk mewariskan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Selain memberi manfaat ekologis, pohon kelapa juga memiliki nilai ekonomi yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat,” tegasnya. Sementara itu, usai mengikuti kegiatan pusat di Ngajum, Kalapas Banyuwangi menyatakan kesiapannya untuk segera mengimplementasikan hal serupa di wilayah kerjanya. Dijelaskannya, bibit kelapa yang telah dialokasikan akan ditanam secara bertahap di lahan SAE yang berada di Kelurahan Pakis, Banyuwangi. “Keikutsertaan kami dalam kegiatan serentak ini merupakan bentuk kesungguhan Lapas Banyuwangi untuk berkontribusi aktif. Kami berharap, dengan penanaman yang akan kita lakukan di SAE Pakis, Lapas Banyuwangi mampu memberikan kontribusi nyata dan mewujudkan keberhasilan program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah,” pungkas Wayan. (siswanto)