Gresik, mediainfopol.com
Suara perubahan kini bergema dari Kabupaten Gresik. Sebuah kekuatan baru di ranah kontrol sosial resmi lahir dengan terbentuknya Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Peduli Reformasi atau disingkat LSM GEMPAR. Organisasi ini langsung menyusun struktur kepengurusan yang digadang-gadang akan menjadi motor penggerak dalam pengawasan, advokasi, hingga pemberdayaan masyarakat Gresik.

MOC. Mansur, S.Pd., M.Pd. didapuk sebagai Ketua Umum, memimpin formasi yang dipenuhi tokoh-tokoh berpengalaman di berbagai bidang. Ia akan didampingi oleh Achmad Dawai sebagai Wakil Ketua, Widji Utomo sebagai Sekretaris, dan M. Nur Wahyudi sebagai Wakil Sekretaris. Untuk urusan keuangan, Hendro dipercaya sebagai Bendahara dengan Gustof Fitrianto sebagai Wakil Bendahara.

Tidak hanya berhenti pada struktur inti, GEMPAR membagi konsentrasi geraknya ke dalam bidang-bidang strategis,

Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan: Irfan Triadi
Bidang Humas: Rudi Santoso
Bidang Hukum dan HAM: Rizchi Hari Setiawan, S.H
Bidang Investigasi: Puguh Riaji
Bidang Kesejahteraan Rakyat: Tarsono
Bidang Pendidikan: Edi Suyanto
Bidang Sosial: Sareh
Bidang Seni dan Budaya: Moh Arifin
Bidang Lingkungan Hidup: Hermanto
Bidang Keamanan: Edy Purnomo
Bidang Keagamaan: Heru Yulianto

Terbentuknya GEMPAR bukan sekadar formalitas. Di tengah situasi sosial yang menuntut keterbukaan, akuntabilitas, dan keadilan, lembaga ini mengusung misi besar: menjadi mata, telinga, dan suara masyarakat yang selama ini kerap terpinggirkan.

MOC. Mansur dalam pernyataannya menegaskan, “Kami hadir untuk mengawal jalannya reformasi di daerah. GEMPAR tidak akan ragu menguliti persoalan-persoalan yang menghambat kesejahteraan rakyat, dari isu korupsi, pelanggaran HAM, hingga degradasi lingkungan.” Tegasnya.

Dengan bidang investigasi yang digawangi langsung oleh Puguh Riaji, GEMPAR bahkan menyiapkan langkah-langkah audit sosial terhadap proyek-proyek publik, serta membuka pos pengaduan masyarakat untuk berbagai kasus ketidakadilan.

Pembentukan LSM GEMPAR di Gresik ini menjadi penanda bahwa gerakan masyarakat sipil di akar rumput tengah bangkit. Bukan sekadar eksis, mereka bertekad mengguncang zona nyaman para aktor-aktor yang selama ini lepas dari kontrol rakyat.

Kini semua mata tertuju ke GEMPAR, apakah benar mereka akan menjadi angin segar bagi demokrasi lokal? Atau justru ikut tenggelam dalam lumpur kepentingan seperti banyak pendahulunya?

Satu hal yang pasti, gemuruh perubahan sudah akan terdengar di Gresik.

By Man