REJANG LEBONG// Mediainfopol.Com / Festival Durian II yang digelar pada Minggu, 19 Januari 2025, di Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT), Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, telah menjadi ajang penting untuk memperkenalkan dan melestarikan berbagai varietas durian unggul yang ada di daerah tersebut. Sebanyak 71 varietas durian ikut berpartisipasi dalam festival ini, terbagi dalam dua kategori utama: 54 varietas durian langka dengan isi berwarna, serta 17 varietas durian standar yang berwarna putih. Dengan beragamnya jenis durian yang dipamerkan, festival ini tidak hanya memikat perhatian pengunjung lokal, tetapi juga membuka peluang besar bagi pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi daerah.

Acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Hidup Semangat Bersama ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga wujud nyata dari upaya konservasi dan pengembangan durian sebagai komoditas unggulan. Dalam sambutannya, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah, menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif ini dan berharap agar hasil durian unggul yang diproduksi oleh petani dapat berkembang menjadi produk olahan bernilai tambah, seperti lempuk (dodol durian). Ia juga menekankan pentingnya kelestarian pohon durian langka yang tumbuh subur di Kabupaten Rejang Lebong, mengingat keberagaman durian lokal ini memberikan nilai ekonomi dan budaya yang signifikan bagi masyarakat.

“Festival ini merupakan salah satu upaya yang kami dukung untuk melestarikan pohon durian jenis langka yang hanya bisa ditemukan di Bengkulu, khususnya di Padang Ulak Tanding. Durian unggul yang dihasilkan petani di sini memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi, yang pada gilirannya akan mendukung sektor UMKM,” ujar Rosjonsyah. Ia berharap durian lokal dapat dikenal lebih luas dan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat.

Tidak hanya sektor ekonomi yang mendapat sorotan, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Rejang Lebong, Dodi Syahdani, juga berharap agar festival ini dapat menjadi daya tarik wisata yang membawa manfaat jangka panjang bagi daerah. Meskipun festival ini hanya diadakan setahun sekali, Dodi optimis acara ini akan menarik pengunjung, baik dari dalam maupun luar provinsi, untuk datang ke Rejang Lebong, khususnya Kecamatan Padang Ulak Tanding. “Kami berharap festival durian ini dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah ini. Selain menikmati keindahan alam, mereka juga dapat membeli berbagai produk olahan durian, seperti dodol durian dan tempoyak, yang menjadi khas daerah,” jelas Dodi.

Dodi juga menekankan bahwa durian lokal yang ada di Bengkulu memiliki rasa yang khas dan kualitas yang tidak kalah dengan durian impor, seperti montong dan musang king. Menurutnya, melestarikan dan mengembangkan varietas durian lokal unggul sangat penting untuk menjaga keberagaman genetika durian dan meningkatkan daya saing produk pertanian lokal di pasar global.

Sementara itu, Ishak Burmansyah, penanggung jawab festival dari Yayasan Hidup Semangat Bersama, mengungkapkan bahwa acara ini sepenuhnya digelar secara mandiri dan berhasil menarik peserta dari lima kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong, yakni Kota Padang, Sindang Beliti Ilir, Sindang Beliti Ulu, Binduriang, dan PUT. Festival Durian II ini juga melibatkan tim juri profesional yang berasal dari BSIP Provinsi Bengkulu dan pemerhati durian dari PT Meroke Tetap Jaya Jakarta.

“Festival ini tidak hanya sebagai ajang lomba, tetapi juga menjadi media edukasi bagi masyarakat tentang berbagai varietas durian yang ada di Bengkulu. Kami ingin masyarakat lebih mengenal keanekaragaman durian lokal dan memberikan ruang bagi para petani untuk memamerkan produk unggulan mereka,” ungkap Ishak.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap kualitas durian terbaik yang ditampilkan para peserta, panitia festival memberikan penghargaan berupa piala, piagam, dan uang pembinaan kepada pemenang dari masing-masing kategori, baik varietas langka maupun standar. Penghargaan ini diberikan kepada juara I, II, III, serta harapan I dan II.

Festival Durian II bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga sebuah momentum yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap pelestarian durian lokal, meningkatkan perekonomian daerah, serta mempromosikan durian Bengkulu sebagai komoditas unggulan yang memiliki daya tarik tersendiri. Dengan potensi durian yang melimpah dan keberagaman varietas yang ada, harapan besar untuk meningkatkan sektor UMKM dan menarik wisatawan ke Rejang Lebong semakin nyata. Event ini menjadi bukti bahwa durian bukan hanya sekadar buah, tetapi juga merupakan kekayaan alam yang bisa menggerakkan roda ekonomi dan pariwisata daerah.
(M.Harus ak)

You missed

Kalapas Banyuwangi Ikuti Penanaman Bibit Pohon Kelapa Serentak di SAE Ngajum, Untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional, MALANG – Mediainfopol.com Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) menggelar penanaman bibit pohon kelapa secara serentak di seluruh Indonesia, Kegaiatan tersebut dilaksanakan secara terpusat di Nusakambangan. Rabo (10/9/2025) Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen Pemasyarakatan Jawa Timur memusatkan kegiatan penanamannya di lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Malang di Ngajum, Kabupaten Malang. Kepala Lapas Kelas IIA Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa turut hadir dalam kegiatan di SAE Ngajum tersebut sebagai bentuk nyata dukungan dan komitmen untuk menyukseskan program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh Presiden dalam Asta Cita Presiden, serta 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Kegiatan penanaman dipimpin secara langsung oleh Kepala Kanwil Ditjen Pas Jawa Timur, Kadiyono, didampingi oleh seluruh Kepala UPT Pemasyarakatan dan Imigrasi se-Jawa Timur. Kehadiran jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat juga turut memeriahkan dan menguatkan dukungan terhadap agenda strategis nasional ini. Dalam sambutannya, Kepala Kanwil Ditjen Pas Jatim mengungkapkan bahwa total terdapat 10.000 bibit kelapa yang ditanam serentak di seluruh UPT wilayah Jawa Timur. “Rinciannya, yang ditanam di SAE Ngajum ini berjumlah 3.331 pohon. Sedangkan 6.669 bibit lainnya tersebar pada seluruh UPT Pemasyarakatan dan Imigrasi di Jawa Timur,” jelas Kadiyono. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bernilai simbolis semata, melainkan menjadi bukti nyata komitmen Kanwil Jatim dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendukung program nasional ketahanan pangan. “Penanaman pohon kelapa ini adalah wujud komitmen kita bersama untuk mewariskan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Selain memberi manfaat ekologis, pohon kelapa juga memiliki nilai ekonomi yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat,” tegasnya. Sementara itu, usai mengikuti kegiatan pusat di Ngajum, Kalapas Banyuwangi menyatakan kesiapannya untuk segera mengimplementasikan hal serupa di wilayah kerjanya. Dijelaskannya, bibit kelapa yang telah dialokasikan akan ditanam secara bertahap di lahan SAE yang berada di Kelurahan Pakis, Banyuwangi. “Keikutsertaan kami dalam kegiatan serentak ini merupakan bentuk kesungguhan Lapas Banyuwangi untuk berkontribusi aktif. Kami berharap, dengan penanaman yang akan kita lakukan di SAE Pakis, Lapas Banyuwangi mampu memberikan kontribusi nyata dan mewujudkan keberhasilan program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah,” pungkas Wayan. (siswanto)