Banyuwangi – Mediainfopol.com
Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Banyuwangi menjadi saksi kemeriahan Grand Final Story Telling Competition tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Kabupaten Banyuwangi pada Senin, (30/12)2024).
Acara ini secara resmi dibuka oleh Kepala Kantor Kemenag Banyuwangi, DR. H. Chaironi Hidayat, S.Ag., M.M. Lomba yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti (HAB) ke-79 Kementerian Agama RI ini merupakan bagian dari program Gemar Berbahasa Asing (GEMAR) yang diinisiasi oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) MI Banyuwangi. Tahun ini, lomba mengusung tema “The History of Banyuwangi” dan kampanye anti-bullying, menanamkan nilai sejarah serta membangun kesadaran siswa untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman di madrasah.
Ketua panitia, Nur Khofifah, S.Pd.I., M.Pd, melaporkan bahwa sebanyak 84 peserta dari berbagai madrasah telah mengirimkan video story telling bertema sejarah Banyuwangi dan pesan anti-bullying sebagai bagian dari babak pertama. Setelah seleksi ketat, 40 peserta terpilih untuk melaju ke babak grand final. “Lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga sebagai media pembelajaran untuk memperkuat karakter dan kebanggaan siswa terhadap sejarah lokal serta menanamkan empati terhadap sesama,” ujar Khofifah.
Dalam sambutannya, Chaironi Hidayat mengungkapkan rasa bangga atas pelaksanaan lomba ini, yang dinilai sebagai langkah bersejarah bagi Kemenag Banyuwangi. “Ini adalah kompetisi story telling pertama di tingkat MI yang membawa pesan ganda, yaitu memperkenalkan sejarah Banyuwangi sekaligus mengampanyekan anti-bullying di kalangan siswa. Finalis hari ini bukan hanya juara dalam bercerita, tetapi juga duta perdamaian dan pelestari sejarah,” ungkapnya penuh harapan.
Acara pembukaan berlangsung dengan penuh antusias. Dukungan penuh juga datang dari lembaga bimbingan Bahasa Inggris, Inochi, yang memberikan door prize senilai lima juta rupiah kepada para pemenang sebagai bentuk apresiasi dan motivasi untuk terus berkembang dalam keterampilan berbahasa asing.
Dengan mengangkat tema yang sarat makna ini, Kemenag Banyuwangi berharap Story Telling Competition tidak hanya menjadi ajang unjuk bakat, tetapi juga mendorong siswa untuk mencintai sejarah daerahnya dan aktif menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan.
(sis kbiromip)