Kutai Timur MediaInfopol.com
Sangatta 22 November 2024 -Sampah dapur seringkali menjadi masalah di dalam rumah karena akan mengeluarkan aroma tidak sedap jika terlalu lama didiamkan. Mungkin pernah menyisakan makanan atau mengupas kulit buah lalu membuangnya ke tempat sampah di dalam rumah.
Sisa makanan dan kulit buah yang dibuang ke dalam tempat sampah biasanya mengeluarkan aroma tidak sedap karena termasuk sampah organik yang mudah membusuk.
Daripada sisa makanan yang tidak habis dibuang ke tempat sampah dan menimbulkan aroma tidak sedap, sebaiknya sisa makanan itu diolah untuk hal yang lebih bermanfaat bagi lingkungan. Cara untuk mengolah sisa makanan yang di buang menjadi manfaat bagi lingkungan yaitu dengan membuangnya ke komposter.
Komposter adalah tempat untuk membuang sampah organik seperti daun, kayu, kulit buah, dan sisa makanan. Sampah-sampah organik itu jika di buang ke komposter akan menghasilkan pupuk kompos yang bisa bermanfaat bagi tanaman dan tanah.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai Timur yang diwakili oleh “Eddy Sufian” mengajak masyarakat melalui Progam Kegiatan Pembentukan Bank Sampah dan Pelatihan Pembuatan Bio Bakteri Komposter Takatura di tiap-tiap RT se-Kecamatan Sangatta Utara
Hal tersebut dikarenakan tanah menyerap hasil pengomposan yang menambah kemampuan tanah untuk menyerap air dan bertambah subur karena menyerap pupuk dari hasil kompos.
Komposter memiliki berbagai jenis dengan ukuran, bahan, dan tempat komposter yang beragam. Contoh-contoh dari komposter yaitu biopori, drum, gerabah, worm bin, dan takakura.
Komposter yang paling umum dan mudah untuk dibuat dengan alat dan bahan seadanya yaitu jenis takakura. Takakura merupakan jenis komposter yang menggunakan media keranjang sebagai alat menampungnya.”ujarnya.
Narasumber Sutarti Darmo, menjelaskan
“Bakteri pengurai bisa dibuat sendiri dengan campuran air 12 liter, tape ketela 0,5 kg , tempe 0,25 kg, susu fermentasi 1 botol, dan tetes tebu 2 gelas yang kesemuanya dimasukkan ke dalam galon air dan diperam selama 2 minggu,”ujar wanita yang akrab dipanggil bu Darmo ini”.
Selanjutnya ada juga biang bakteri padat yang dibuat dengan campuran dedak dan sekam dengan perbandingan 1:2 kemudian ditambah bakteri cair yang telah dibuat tadi serta diberi air
ukuran keranjang, setelah itu diletakkan sekam yang sudah dijahit menggunakan kain jaring sehingga menyerupai bantal. Sekam ini berfungsi menyerap air lindi agar bagian alas tidak terlalu lembab.
Kemudian masukkan sampah rumah tangga dalam kondisi tercacah. Sampah rumah tangga ini berupa sisa makanan, sisa sayur, kulit buah, sisa nasi termasuk tulang ikan dan ayam. Setelah itu keranjang ditutup menggunakan sekam yang sudah dibentuk seperti bantal kemudian ditutup dengan kain hitam agar terhindar dari lalat dan serangga serta menjaga kelembabannya. Aduk campuran biang bakteri dan sampah tersebut setiap hari untuk mempercepat pembusukan.
“Proses yang berlangsung baik ditandai dengan suhu yang hangat, tidak berbau serta pembusukan berjalan cepat,” imbuhnya
Umumnya keranjang penuh dalam waktu 2-4 bulan. Bila sudah penuh ambil sepertiga yang paling atas. Kompos yang sudah diambil didiamkan dahulu selama 14 hari baru bisa dipakai sebagai pupuk tanaman. Sedangkan sisanya yang tertinggal di keranjang dipakai sebagai bakteri untuk proses pengomposan berikutnya.
“Kelebihan Takakura adalah praktis, mudah dipindahkan, dan bisa ditempatkan di mana saja. Prinsipnya asal tidak terkena sinar matahari langsung, kondisinya selalu lembab, dan memiliki sirkulasi udara yang baik,” pungkas Nara sumber
Dalam hal kegiatan ini berlangsung di RT 29 Perumahan Monthe Kelurahan Teluk Lingga Kecamatan Sangatta Utara. Turut menghadiri “Erny” selaku perwakilan dari Pihak PT. Kaltim Prima Coal (KPC) .
“Erny” mengucapkan
” Disebutnya dengan Kampung Beragam singkatan dari *Kampung Bersih Aman Giat Menanam,”* ulasnya.
Di dalam Kampung beragam ada kegiatan pemilahan sampah. Dengan terpilah-pilahnya sampah itu ada yang dibuat pupuk kompos, dijual dan ada dibuat kerajinan.
“Sementara sampah yang dibuat menjadi kompos diarahkan digunakan untuk tanaman pekarangan rumah,” jelasnya.
(Inv.BW/nano)