KEDIRI – Mediainfopol.com
Senyum bahagia terpancar dari wajah dua anak laki-laki kembar yatim piatu setelah mendapatkan hadiah sepeda kayuh dan seperangkat alat salat dari Polres Kediri.
Kedua anak kembar ini Arya Satya Rafly Sukmono (12) dan Nata Rifqi Faiz Sukmono (12), bertempat tinggal di Desa Tunge Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.
“Ya, hari ini memberikan bantuan sepeda kayuh, seperangkat alat salat dan buku untuk ngaji iqra. Selain itu kita juga memberikan bantuan sembako dan santunan,”tutur Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto S.H, S.I.K, melalui Waka Polres Kediri Kompol Verawaty Thaib S.I.K, Rabu (11/9/2024).
Kedatangan Polres Kediri memberikan bantuan kedua anak kembar yatim piatu ini berawal mendapat informasi dari masyarakat dan viral media online.
Kedua anak yatim piatu tengah hidup bersama pamannya di Desa Tunge Kecamatan Wates. Ironisnya, salah satu anak itu bernama Arya Satya Rafly Sukmono menderita penyakit varises esofagus dan putus sekolah.
Sementara, Nata Rifqi Faiz Sukmono dalam kondisi sehat dan duduk di bangku sekolah dasar.
“Informasi tersebut langsung kami cek ke lokasi. Semoga bantuan ini bermanfaat,”ungkapnya.
Sementara, Fridatama Dwi Hermawan, paman kedua anak kembar yang merawat mengucapkan terima kasih kepada Polres Kediri telah memberikan bantuan tersebut.
“Benar mas, kedua anak yang saya rawat memang ingin sepeda kayuh baru dan buku untuk ngaji. Saya sangat berterimakasih kepada Polres Kediri,”ucap Fridatama.
Fridatama menuturkan merawat keponakannya setelah sang ayah meninggal dunia. Pada saat itu sang ayah meninggal dunia kedua anak ini berusia 6 tahun. Sedangkan sang ibu meninggal terlebih dulu pada saat kedua anak ini berusia 1 tahun 8 bulan.
“Setelah ayahnya meninggal kedua anak ini saya rawat,”tuturnya.
Fridatama mengungkapkan, Arya Satya Rafly Sukmono menderita varises esofagus sejak balita yakni usia 3 tahun 6 bulan. Arya untuk menjalani perawatan medis keluar masuk rumah sakit.
“Ketika penyakit kambuh, jadi dia (Arya) muntah darah. Jadi seumpama habis muntah darah dia wajib transfusi darah berkisar habis 4 sampai kantong darah. Itu pun waktunya tidak bisa diprediksi kambuhnya. Itu bisa 1 bulan kadang juga 1 setengah bulan juga pernah. Itu wajib,”ungkap Fridatama.
Fridatama menambahkan ketika Arya penyakit kambuh tidak bisa diprediksi waktunya.” Sewaktu waktu kambuh ya saya bawa ke rumah sakit. Malam pun langsung saya bawa. Alhamdulillah juga dapat bantuan dari pihak pemerintah desa,”jelasnya.
(Hms)