JEMBER, mediainfopol.com

Pengajian rutin LPAI ( Lajnah Pembinaan Akhlak Islamiah) Kabupaten Jember tiap jumat manis dengan anggota beberapa kiai pimpinan ponpes, tokoh masyarakat juga ada dari pegawai pemerintah. Pengajian kali ini berlangsung di Pendopo Kecamatan Sumbersari, Jumat (24/5/2024). Acara ini diawali dengan pembacaan Sholawat, pengajian dan dilanjutkan dengan diskusi, sholat ashar berjamaah dan masukan, saran, kritik membangun dan solusi kedepan.

Tampak hadir KH. Ahmad Sadid Jauhari dari PP Assuniah Kencong, KH. Abdul Bari dari Wirowongso, KH. Ridwan Iqbal, KH. Thmrin dari PP. Ibnu Katsir dan beberapa kiai lainnya, Regar Jeane Camat Sumbersari, H. Bambang Budi Susetya Ketua REI serta jamaah lainnya. Ketua LPAI KH. Hamid Hasbullah tidak hadir karena berada di tanah suci Mekkah.

“Sungguh ini kesempatan, apresiasi yang luar biasa bagi kami, semoga kedepan kegiatan- kegiatan khususnya kajian LPAI ini bisa berjalan rutin, semakin Makmur jamaahnya sehingga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. ” Terang Regar Jeane, Camat Sumbersari.

Dengan rendah hati, Regar berharap masukan, saran, kritik dari masyarakat yang diwakili oleh Jamaah LPAI.

“Kami jauh dari kata sempurna sehingga perbaikan, saran dan kritikan sangat kami butuhkan, tidak mungkin kami dari pemerintah melaksanakan tugas dengan baik, dengan lancar tanpa adanya silaturahmi atau dukungan dari para ulama dan tokoh masyarakat.” Ujarnya.

Tidak hanya itu, piihaknya juga perlu banyak belajar keagamaan sehingga harapannya, kegiatan atau program- program yang dijalankan bisa mensupport kegiatan keagamaan.

“Kalau masyarakatnya itu sudah religius, sudah mematuhi ajaran- ajaran agama, Insya Allah tugas pemerintah jauh lebih enteng.” Ungkapnya.

Pada kesempatan ini, beberapa permasalahan di Kecamatan Sumbersari disampaikan oleh LPAI, seperti masalah khamer ( minuman keras) di masyarakat, masalah kerawanan, destruktif moral.

Menurut KH. Thamrin, LPAI ini memberikan solutif.

“Ini masukan- masukan di LPAI yang sifatnya solutif.” Ujarnya.

Dalam diskusi ini, juga muncul wacana pembentukan kotamadya di Jember.

“Kalau ada pemekaran, apakah masyarakat lebih mendapatkan nilai plus, kemaslahatan kalau di pecah. Intinya ke sana, mau di pecah atau tidak, acuannya bagaimana kemaslahatan yang diterima oleh masyarakat.” Ungkapnya.

Terkait minuman keras, KH. Ridwan Iqbal menyampaikan bahwa yang punya potensi amar makruf nahi mungkar adalah pejabat, aparat polisi, Kodim. Pihaknya hanya bisa berbicara tapi tidak bisa bertindak.

“Mabuk dan narkoba ini mengkhawatirkan. Molimo itu asalnya dari mabuk dulu.” Ujarnya.

“Pejabat itu bertindak sebelum terjadi, tapi kebanyakan, bertindak setelah terjadi.” Imbuhnya.

(syAhrOni n ndan yOn)