Kutai Timur Mediainfopol,com
SANGATTA– Budidaya maggot atau larva lalat tentara hitam (black soldier fly/ BSF) dapat menjadi salah satu solusi atas persoalan tumpukan sampah organik.
Kunjungan H. Ali Mahmudi yang juga pengiat lingkungan Kabupaten Kutai Timur, Senin (22/01/2024), pelaku budidaya maggot di kawasan Polder Maulana Ilham – Riri Ramadhan yang juga karyawan PT Daya Mitra Multipratama pengelola budidaya maggot bsf mengatakan bahwa budidaya maggot menjadi sarana dalam menangani masalah sampah organik yang ada di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Prima Sangatta Eco Waste.
Sampah organik dari TPST selanjutnya dipilah, dan diangkut melalui Kendaraan Roda Tiga lalu di bawa ke lokasi budidaya maggot kemudian diberikan untuk pakan maggot. Budidaya maggot tidak hanya memberi dampak positif dari sisi ekonomi, tetapi juga mampu mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah. Riri Ramadhan mengatakan dan berharap agar masyarakat mau memilah sampahnya dirumah masing masing.
H. Ali Mahmudi sangat menyambut baik adanya para pembudidaya maggot di Kota Sangatta. Apalagi, budidaya maggot mampu mengubah perilaku kepedulian masyarakat terhadap sampah. Sehingga, hal itu menarik sebagai salah satu upaya gerakan menyelamatkan bumi.
“Jadi pengurangan sampah itu merupakan hal paling utama. Bahwa apabila pengurangan sampah bisa sampai 80 persen, tidak ada yang terbuang. Utamanya sampah organik,” tuturnya.
Dengan kebutuhan sampah organik yang besar untuk budidaya maggot, H. Ali Mahmudi berpandangan, suatu saat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bisa tidak terlalu dibutuhkan. Hal ini karena sampah organik telah diserap oleh masyarakat sendiri sebagai bahan dasar pakan maggot dan dapat di Integrasikan ayam dll.
“Maka saya berharap bukan (hanya) maggotnya (dari sisi ekonomi) yang kita harapkan (juga), perubahan budaya kepedulian masyarakat untuk memilah dan seterusnya,” pungkas H. Ali Mahmudi.
( inv,BW/nano )