Kota Batu, Media Infopol —
SMP Negeri 3 Kota Batu kembali menegaskan jati dirinya sebagai sekolah berkelas dunia. Di bawah kepemimpinan Budi Prasetya, S.Pd, sekolah yang dikenal dengan julukan Estiba Juara ini meluncurkan program unggulan “Jumat Doa Estiba” (Judo Estiba) — sebuah gerakan doa lintas agama yang menumbuhkan toleransi, karakter, dan spiritualitas dalam satu ruang kebersamaan.(7/11/2025)
Setiap Jumat pagi, suasana sekolah berubah menjadi ruang perenungan yang damai. Ratusan siswa duduk tertib di halaman dan aula, mengikuti doa sesuai keyakinan masing-masing.
Siswa Muslim melantunkan ayat suci Al-Qur’an, sementara siswa Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha berdoa di ruangan terpisah dengan tenang dan penuh hormat. Semua berjalan setara, seimbang, dan bermartabat — tanpa sekat, tanpa superioritas, tanpa dominasi.
“Kami ingin anak-anak tumbuh cerdas, beradab, dan beriman. Ilmu tanpa akhlak akan kehilangan arah,”
ujar Budi Prasetya, Kepala SMPN 3 Kota Batu, dengan nada kepemimpinan yang tenang namun berwibawa.
Program Jumat Doa Estiba bukan sekadar kegiatan formalitas, melainkan eksperimen pendidikan berbasis spiritual dan moral yang aplikatif. Melalui kegiatan ini, siswa belajar menghargai perbedaan, menumbuhkan kesadaran batin, dan membangun karakter melalui pengalaman langsung — bukan sekadar teori.
Guru dan tenaga kependidikan turut hadir, bukan hanya sebagai pengawas, tetapi sebagai figur moral yang menuntun dengan teladan hidup.
SMPN 3 Kota Batu menempatkan iman dan kemanusiaan sebagai poros utama sistem pendidikan. Di tengah arus globalisasi yang sering mengikis nilai moral, Estiba hadir sebagai penyeimbang — membangun kecerdasan intelektual yang berpadu dengan kecerdasan nurani.
“Kami tidak hanya mencetak prestasi, kami membangun peradaban kecil yang dimulai dari ruang kelas,”
tegas Budi Prasetya.
Menurutnya, pendidikan unggul tidak diukur dari banyaknya medali, tetapi dari kualitas jiwa yang tumbuh di dalam diri peserta didik.
Konsep Jumat Doa Estiba menjadi integrasi antara spiritualitas dan logika, sejalan dengan filosofi pendidikan universal yang menginspirasi dunia.
Dalam situasi global yang kian sarat polarisasi dan krisis nilai, Estiba menunjukkan bahwa Indonesia mampu memimpin dunia melalui moralitas, bukan sekadar teknologi.
Model pendidikan ini bahkan layak menjadi rujukan internasional tentang bagaimana nilai kemanusiaan dan keimanan dapat berjalan seiring dengan kemajuan zaman.
Dari Kota Batu, sinar perubahan itu memancar. SMPN 3 Kota Batu tidak hanya mengajarkan matematika, bahasa, dan sains, tetapi mengajarkan bagaimana menjadi manusia.
Melalui “Jumat Doa Estiba”, mereka menulis ulang makna pendidikan — bukan hanya proses belajar, tetapi proses penyucian hati dan penjernihan pikiran.
SMPN 3 Kota Batu — Estiba Juara:
Mendidik dengan Iman. Menginspirasi dengan Toleransi. Memimpin dengan Nilai.
Sebuah teladan pendidikan yang menembus batas bangsa, membuat dunia berhenti sejenak — dan belajar dari Indonesia.
Redaksi | Media Infopol