GRESIK, mediainfopol.com – Musim tanam kedua tahun ini menjadi ujian berat bagi para petani kangkung di Kecamatan Balongpanggang. Alih-alih panen sayur, sebagian besar petani memilih membiarkan tanaman kangkung tumbuh hingga berbunga dan berbiji. Pasalnya, biji kangkung saat ini menjadi komoditas andalan dengan harga yang cukup menjanjikan.

Tanaman kangkung dipelihara hingga menjalar, kemudian berbunga dan berbiji. Setelah panen, biji dipisahkan dari batang, daun, dan kulit dengan mesin perontok. Hasil utama adalah biji kangkung, sedangkan kulit dan limbah batang dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau campuran pakan unggas, mengingat harga bekatul yang semakin mahal.

Harga biji kangkung kontrak saat ini mencapai Rp15.000/kg, sedangkan petani yang tidak mengikuti kontrak hanya bisa menjual dengan harga Rp10.000/kg. Sementara limbah kangkung laku sekitar Rp1.500/kg.

Namun, harapan petani pupus akibat cuaca yang sulit diprediksi. Hujan deras selama dua hari membuat banyak sawah di Balongpanggang terendam air, termasuk lahan milik H. Roto, Kepala Desa Wonorejo yang juga dikenal sebagai juragan terpal.

“Cuaca saat ini sangat kurang bersahabat dengan petani. Banyak warga yang sudah siap menggiling atau merontokkan biji, terpaksa batal karena hujan,” ujarnya dengan nada prihatin.

Roto sendiri mengaku merugi cukup besar. “Biasanya saya bisa dapat 3 ton biji kangkung, tapi dengan kondisi seperti ini hanya bisa bersyukur,” katanya sambil menengadahkan tangan berdoa.

Meski merugi, para petani Balongpanggang tidak kapok. Mereka yakin harga biji kangkung tetap menjanjikan. “Walaupun sekarang begini, siapa tahu tahun depan bisa lebih baik,” kata salah satu petani penuh harap.

Heri Suroso, Koordinator Penyuluh Pertanian Balongpanggang, menjelaskan bahwa kondisi cuaca saat ini termasuk kategori kemarau basah, yaitu musim kemarau yang masih diwarnai hujan.

“Petani sudah kami beri peringatan agar waspada. Kami harap mereka tetap sabar, bersyukur, dan berinovasi supaya panen tetap bisa diraih,” pungkasnya.

By Man