BANYUWANGI, – Mediainfopol.com

“Mulai hari ini kita diskusi. Sepakat untuk tidak sepakat, serta boleh memilih untuk tidak memilih.” Kalimat pembuka itu bukan sekadar retorika, melainkan sebuah ajakan terbuka dari Hakim Said, SH, untuk membangun iklim intelektual yang sehat melalui narasi, literasi, dan diksi yang tajam namun santun. Jum’at 9 mei 2025

Dalam iklim sosial dan politik yang seringkali terbelah oleh fanatisme atau polarisasi sempit, ajakan ini menjadi nafas segar bagi ruang diskusi publik yang semakin sempit. Menurut Hakim, perbedaan tidak harus menjadi pemicu perpecahan, melainkan peluang untuk mengasah nalar kritis dan memperkaya sudut pandang. Ia menegaskan:

“Dilakukan bukan karena benci, tetapi untuk belajar membangun argumentasi dengan narasi literasi. Gesekan dan konflik bukan untuk merusak, tapi untuk meningkatkan produktivitas, seperti putihnya beras yang bukan karena tumbukan, tetapi karena gesekan.”

Pernyataan ini mengandung filosofi mendalam: bahwa dialog, bahkan perdebatan sekalipun, jika dilakukan dengan niat baik dan cara yang sehat, justru menjadi katalisator kemajuan. Kita diajak untuk menjadikan lawan bicara bukan sebagai musuh, tetapi sebagai teman berpikir yang menyenangkan dan kawan dialog yang mengasyikkan.

Di tengah budaya instan, hoaks, dan cancel culture, Hakim Said menyerukan agar masyarakat, terutama generasi muda, berani berpikir kritis, terbuka pada perbedaan, dan menempatkan diskusi sebagai proses pembelajaran, bukan ajang pembenaran diri.

Ajakan untuk diskusi ini bukan hanya bentuk ekspresi individual, tapi juga strategi membangun peradaban yang lebih sehat. Sebab, seperti yang ia ungkapkan secara filosofis, konflik bukan musuh; konflik adalah peluang bertumbuh !.

Ketua Rumah Kebangsaan Basecamp Karangrejo (RKBK) Banyuwangi

Oleh: Hakim Said, SH

 

( SIS kbiromip )