BUKIT TINGGI, – Mediainfopol.com

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sumatera Barat (Kanwil Ditjenpas Sumbar) terus menunjukkan komitmennya dalam mengubah citra lembaga pemasyarakatan (lapas) dari tempat yang identik dengan kesuraman menjadi pusat kegiatan yang produktif dan bernilai ekonomi.

Kepala Kanwil Ditjenpas Sumbar, Marselina Budiningsih, menyatakan bahwa transformasi ini merupakan bagian dari program Akselerasi Kementerian IMIGRASI DAN PEMASYARAKATAN yang wajib dilaksanakan oleh seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan, termasuk di wilayah Sumatera Barat.

“Perubahan yang kami lakukan diwujudkan melalui berbagai program pembinaan keterampilan dan kepribadian yang kini dijalankan di seluruh UPT di Sumbar. Fokus kami adalah pada penguatan dan pendayagunaan warga binaan agar mampu menghasilkan produk-produk UMKM dan mendukung ketahanan pangan,” ujar Marselina dalam keterangannya, Selasa (6/5/2025).

Menurutnya, saat ini lapas dan rumah tahanan (rutan) di Sumatera Barat telah jauh lebih produktif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terbukti dari keberhasilan perwakilan UPT Sumbar dalam ajang IPPA Fest di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, pada 21–25 April 2025 lalu. Seluruh produk warga binaan, mulai dari sandal hotel, sandal kulit, keripik sanjai, bawang goreng, jilbab sulam, hingga lukisan dari banner bekas dan salendang khas Koto Gadang, ludes terjual—bahkan diborong langsung oleh Menteri IMIGRASI DAN Pemasyarakatan

“Ini membuktikan bahwa produk hasil karya warga binaan telah mendapat pengakuan dari masyarakat,” lanjut Marselina, yang sebelumnya menjabat sebagai Kadivpas Kanwil DKI Jakarta.

Di lapas bukit tinggi sendiri terdapat ketahanan pangan diantara nya

Produksi Sandal Hotel, Barber shop.. Loundry.Penanaman Sayur Ubi Jalar,Cabe, dan Labu

Tidak hanya fokus pada produktivitas warga binaan, Kanwil Ditjenpas Sumbar bersama 26 UPT di bawahnya juga aktif dalam kegiatan sosial. Hingga saat ini, mereka telah menyalurkan sebanyak 2.274 paket bantuan sosial kepada keluarga warga binaan dan masyarakat kurang mampu di sekitar lapas dan rutan.

“Transformasi ini merupakan langkah nyata bahwa pemasyarakatan di Sumatera Barat bukan lagi sekadar tempat menjalani hukuman, tetapi juga wadah pembinaan dan pemberdayaan yang produktif,” tutup Marselina.

 

 

 

(sis kbiromip)