Bengkulu//Mediainfopol.Com/Harapan Caca (26), seorang pemuda asal Kota Bengkulu, untuk mengubah nasib lewat bekerja di Jepang, kandas sudah. Ia diduga menjadi korban penipuan oleh seorang pria berinisial HS, warga Kecamatan Selebar, yang menjanjikannya pekerjaan di Negeri Sakura dengan biaya keberangkatan Rp50 juta.

Kisah pilu ini bermula pada awal Januari 2025, saat Caca diperkenalkan kepada HS melalui seorang teman. Kepada Caca, HS mengaku memiliki jalur khusus untuk memberangkatkan tenaga kerja Indonesia ke Jepang. Ia bahkan membangun kepercayaan korban dengan menyebut bahwa sudah beberapa orang yang berhasil ia berangkatkan. Rekomendasi dari teman dekat, ditambah testimoni bahwa adik teman tersebut juga sedang dalam proses keberangkatan melalui HS, membuat Caca semakin yakin.

“Awalnya saya transfer Rp20 juta, lalu tambahan Rp13 juta di tahap kedua, semua melalui transfer bank,” ungkap Caca saat ditemui di kediamannya, Sabtu (26/4).

Menurut Caca, dari awal HS meyakinkannya bahwa seluruh proses legalitas, visa, dan tiket akan diurus dengan lancar. Ia dijanjikan akan berangkat pada akhir Januari 2025. Namun, hingga waktu yang dijanjikan, tidak ada kejelasan apapun. Lebih buruk lagi, setelah terus mencoba menghubungi, Caca mendapati bahwa nomor ponselnya telah diblokir oleh HS. Upaya untuk menemui HS pun berakhir sia-sia karena pelaku menghilang dari kediamannya.

Kasus yang menimpa Caca bukanlah kejadian pertama di Indonesia. Modus penipuan berkedok perekrutan kerja ke luar negeri terus terjadi, dengan korban berasal dari berbagai kalangan yang berharap mendapatkan gaji besar di luar negeri. Biasanya, pelaku memanfaatkan iming-iming pekerjaan legal dan cerita-cerita sukses orang lain untuk membangun kepercayaan.

Menurut data dari Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), sepanjang 2024, tercatat ratusan kasus serupa, dengan kerugian korban mencapai miliaran rupiah. Kebanyakan korban adalah generasi muda yang belum berpengalaman dan mudah tergiur oleh janji cepat berangkat dan gaji besar.

Caca kini tengah menyiapkan laporan resmi ke pihak kepolisian, dengan harapan HS bisa segera ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia juga mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dan hanya mempercayai lembaga resmi dalam proses rekrutmen kerja ke luar negeri.

“Kalau memang ada tawaran kerja ke luar negeri, sebaiknya pastikan dulu lewat lembaga resmi, jangan langsung percaya walau ada rekomendasi dari teman,” pesan Caca.

Sementara itu, pihak Kepolisian Resor Kota Bengkulu hingga kini belum memberikan keterangan resmi terkait kasus ini. Masyarakat diimbau untuk segera melapor jika menemukan tawaran kerja mencurigakan atau mengalami kejadian serupa.
(M.Harus ak)