REJANG LEBONG// Mediainfopol.Com/Seorang pelanggan listrik berinisial AKP (80) di Desa Tanjung Sanai 1, Kecamatan Padang Ulak Tanding kabupaten Rejang Lebong Bengkulu, mengaku sangat kecewa dengan petugas pencatat meteran listrik PLN.
Kekecewaan ini bermula ketika petugas PLN Curup datang untuk mengganti meteran listrik di rumahnya. Setelah penggantian, AKP langsung menerima surat undangan untuk datang ke kantor PLN Curup guna melunasi tagihan listrik akibat meteran yang mengalami minus atau kerusakan.
Saat dikonfirmasi oleh media InfoPol, AKP mengungkapkan kekecewaannya terhadap petugas pencatat meteran berinisial HN.
“Sudah berulang kali saya tanyakan ke petugas, ‘Pak, kenapa lampu kami begini? Jangan sampai nanti kami kena denda.’ Dia (HN) hanya menjawab, ‘Iya, Wak, nanti saya laporkan ke atasan. Tidak apa-apa, Wak, tidak akan kena denda. Kalau nanti pasang amper baru, paling hanya bayar sekitar Rp150 ribu.’ Itu bukan sekali dua kali saya tanyakan. Tiba-tiba sekarang saya harus membayar tunggakan lebih dari Rp10 juta. Dari mana saya cari uangnya? Untuk makan saja sudah sulit,” ujar AKP dengan nada kesal.
Saat pihak media mendatangi kantor PLN, staf yang bertugas menyatakan bahwa manajer sedang mengikuti rapat daring (zoom meeting) dan tidak bisa ditemui. Namun, terkait tunggakan yang mencapai Rp10 juta lebih, pihak PLN hanya menyampaikan rincian tagihannya tanpa memberikan tanggapan lebih lanjut terkait dugaan kelalaian petugas pencatat meter.
Di tempat terpisah, warga setempat juga menyoroti kinerja petugas pencatat meteran. Mereka menilai PLN seharusnya merekrut tenaga yang profesional agar tidak merugikan pelanggan, terutama warga lanjut usia seperti AKP.
“Seharusnya pihak PLN mencari pegawai yang benar-benar bisa bekerja dengan baik. Kalau ada laporan, segera ditindaklanjuti, jangan sampai pelanggan dirugikan. Kasihan warga, apalagi yang sudah tua seperti ini. Dari mana mereka mencari uang untuk membayar tagihan sebesar itu? Kalau perlu, pegawai yang seperti ini sebaiknya diberhentikan saja,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Hingga berita ini diterbitkan, petugas pencatat meteran berinisial HN belum dapat dikonfirmasi terkait permasalahan ini.
(M.Harus ak)