Jambi Mediainfopol,com Seminar dalam rangka kerjasama pemerintah Provinsi Jambi dengan Ormas IWO I Indonesia Provinsi Jambi tahun 2024 bersama IWO Indonesia menjaga Elegansi Jurnalist Profesional berjalan dengan sukses di Aula Kesbangpol Provinsi Jambi.

Ketua IWO I Indonesia Prov.Jambi, Maulana saat dikonfirmasi mengatakan dalam hal kemajuan flat form media online. Media harus jadi tolak ukur pemberitaan yang bersumber, akurat, dan faktual dan berpedoman kode etik jurnalis.

“Saya sebagai ketua IWOI Indonesia menyarankan seorang Jurnalist harus mematuhi Kode Etik Jurnalistik,”jelasnya selasa, 5 november 2024.

Ia menyebutkan saat ini banyak nya bermunculan viral mem viral di akun meida sosial seperti tiktok, padahal
yang mana ia ketahui bahwa harus bervariasi dari akun Media resmi yg terdaftar dan terverifikasi pada perusahaan Media.

“Yang pastinya harus terdaftar dan terivikasi perusahaan medianya,”tuturnya.

Terpisah, Kabid Fad OPK dan LP, Kesbangpol Provinsi Jambi, Ahmad Sanusi mengatakan perkembangan media online zaman modern sekarang sangat luar biasa karena dengan cepat mengetahui apa isu perkembangan kemajuan dan perubahan khususnya Jambi.

“Saya salut dengan media zaman sekarang karena mengakses informasi sangat cepat dan semoga IWO Indoenesia Prov.Jambi sukses selalu,”Tambah kaban kesbangpol provinsi jambi, Apani Saharudin saat seminar di Aula Kesbangpol.

Sementara itu, pemateri seminar IWO I Indonesia Prov.Jambi disampaikan langsung oleh Syarifuddin Nasution Jurnalist VIVA.co.id Kontributor Provinsi Jambi dipercayakan Ikatan Wartawan Online Indonesia Provinsi Jambi (IWO I Prov.Jambi) jadi pemateri di Aula Kesbangpol Jambi.

Dalam seminar tersebut, dihadiri langsung perwakilan dari siswa SMK dan Mahasiswa di Jambi, Para pegawai Pemerintah Jambi dan para anggota IWOI Indonesia.

Syarifuddin Nasution mengatakan, seorang Jurnalist yang masuk dalam wadah organisasi haruslah kompak dan jangan sampai menjual nama organisasi dikalangan banyak orang hanya demi kepentingan pribadi karena bisa merusak citra organsiasi itu sendiri.

“Ketika ada masalah dilapangan baru melibatkan organisasi Jurnalist, seharusnya saat sebelum mengeksekusi data dilapangan, tentunya bisa berkomunikasi dengan satu organisasi demi menjaga keselamatan,”ujarnya.

Ia mengatakan, menjadi seorang jurnalist haruslah selalu memakai rumus 5 W + 1 H, karena rumus tersebut adalah kunci seorang jurnalist dalam wawancara dengan narasumber dan hasilnya ditulis buat dipublikasi supaya masyarakat tau apa hasil yang kita buat.

“Seorang Jurnalist juga harus mematuhi kode etik Jurnalistik,”tegasnya.

Ia juga menyampaikan, menjadi seorang Jurnalist saat wawancara pastinya pakai rumus 5 W+1H dan hasil wawancara setelah ditulis secara fakta dan ia juga menyarankan, seorang Jurnalist biasakan menulis pakai Lead dan jangan sampai hasil wawancara dengan narasumber dibuat jadi berita opini tanpa lead.

“Kalau Berita Opini itu tanpa wawancara dengan narasumber jadi tidak pakai Lead sedangkan liputan wawancara dengan narasumber tentunya dibuat pakai Lead,”katanya.

Kaperwil Antonius