Kotapadang// mediainfopol.com/Angin kencang disertai badai menghantam Kelurahan Kotapadang, Kecamatan Kotapadang Rejang Bengkulu sekitar pukul 18.00 WIB kemarin. Angin kuat yang datang mendadak itu menumbangkan pohon durian besar, menyebabkan kerusakan berat pada salah satu rumah warga. Meskipun rumah tersebut mengalami kerusakan parah, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Kejadian tersebut mengguncang warga sekitar dan menjadi peringatan serius akan bahaya cuaca ekstrem yang kerap muncul tiba-tiba di wilayah ini.

Rumah yang tertimpa pohon durian itu milik Alm. Alam Derita (45), warga RT 07 RW 04. Pada saat angin mulai bertiup kencang, sekitar pukul 18.00 WIB, Alam Derita yang tengah berada di dalam rumah bersama anaknya, Lensi, merasakan firasat buruk. Tanpa menunda waktu, ia segera menarik tangan anaknya untuk keluar dari rumah. Hanya beberapa detik setelah mereka berhasil keluar, pohon durian besar di depan rumah mereka tumbang dan langsung menghantam bagian utama rumah.

“Alam Derita terlihat sangat panik saat angin tiba-tiba datang begitu kuat. Namun, dalam waktu cepat, ia bertindak cepat menyelamatkan anaknya,” ujar salah satu tetangga yang menyaksikan kejadian tersebut. Istri Alam Derita, Yuliyana, beruntung tidak berada di rumah pada saat itu karena sedang berbelanja di warung terdekat. Saat kembali dan melihat rumahnya porak poranda, ia tidak bisa menyembunyikan rasa syok, meski bersyukur keluarganya selamat.

Dari pantauan di lokasi kejadian, bagian depan rumah yang terdiri dari ruang tamu dan sebagian kamar tidur hancur tertimpa pohon. Dahan dan batang pohon durian yang besar menghancurkan atap, merobohkan dinding, dan menyebabkan kerusakan yang diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Beruntung, tidak ada satupun anggota keluarga yang terluka, meski Alam Derita dan anaknya sempat berada di dalam rumah sesaat sebelum pohon tumbang.

“Kerusakan rumahnya sangat parah, bagian atap dan tembok depan roboh, dan barang-barang di dalam rumah rusak terkena reruntuhan,” kata Ketua RT 07, yang turut membantu melakukan evakuasi. Warga sekitar bersama pihak berwenang, termasuk BPBD dan tim relawan, segera turun tangan membersihkan puing-puing dan memotong batang pohon yang jatuh.

Begitu mengetahui adanya insiden tersebut, aparat kelurahan dan kecamatan langsung turun ke lokasi untuk menilai kerusakan dan merencanakan tindakan bantuan lebih lanjut. Kepala BPBD Kecamatan Kotapadang, dalam keterangannya, mengatakan bahwa bencana ini merupakan salah satu contoh dari ancaman cuaca ekstrem yang kerap terjadi di wilayah tersebut selama musim pancaroba.

“Angin kencang yang terjadi mendadak dan pohon yang tumbang menjadi ancaman nyata di wilayah-wilayah dengan pepohonan besar. Kami imbau warga untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika melihat tanda-tanda bahaya,” tegasnya.

Bencana ini pun mendapat perhatian dari warga sekitar yang dengan sigap membantu membersihkan puing-puing reruntuhan rumah dan memberikan bantuan logistik untuk keluarga yang terkena musibah. Gotong royong warga menjadi pemandangan umum setiap kali ada musibah di wilayah ini, menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi di tengah masyarakat.

Fenomena cuaca ekstrem seperti angin kencang ini menjadi semakin sering terjadi di berbagai daerah, termasuk Kotapadang. Ahli meteorologi setempat menyebutkan bahwa perubahan iklim global turut berkontribusi terhadap munculnya cuaca ekstrem yang tidak terduga. Angin kencang dan badai mendadak kerap terjadi selama musim pancaroba, yaitu peralihan antara musim kemarau dan musim hujan.

“Warga perlu lebih waspada terhadap ancaman cuaca ekstrem. Tidak hanya ancaman angin kencang, tetapi juga potensi banjir dan longsor,” kata salah seorang pakar cuaca dari BMKG setempat.

Bagi warga Kotapadang, insiden ini menjadi peringatan akan pentingnya kehati-hatian dan kesiapsiagaan, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah yang rawan terhadap bencana alam.

Bencana alam ini mengingatkan bahwa keselamatan keluarga harus menjadi prioritas utama, dan kesiapan menghadapi cuaca ekstrem adalah hal yang sangat penting di masa sekarang.

(M. Harus ak