Jember, Mediainfopol.com

Maraknya Bullying anak di berbagai daerah, mendorong Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Jawa Timur mengadakan Deklarasi Stop Bullying, di Kota Cinema Jember, pada Minggu (26/05/2024) pagi.

Kegiatan itu merupakan rangkaian dari Jatim Coffe and Trade Fest 2024, yang diselenggarakan MAKI Jatim di Kabupaten Jember, sejak Kamis (23/05/2024) hingga Minggu (26/05/2024)

Menurut Ketua MAKI Jatim, Heru Satrio menjelaskan bahwa Deklarasi itu didukung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Jember dan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, dengan beragam rangkaian kegiatan, diantaranya Gerak Jalan Santai, yang diikuti oleh ratusan peserta.

“Deklarasi ini (Stop Bullying) hanya Jember yang sudah melakukannya. Baru pertama di Indonesia,” ujarnya kepada sejumlah wartawan.

Namun, kata Heru, MAKI Jatim akan mendorong Deklarasi Stop Bullying hingga ke tingkat Provinsi Jawa Timur.

“Kami sudah matur kepada Bunda Khofifah dan Pak Adi Karyono (PJ Gubernur Jatim) untuk mengadakan Deklarasi Stop Bullying di tingkat Provinsi Jawa Timur,” ujarnya.

MAKI Jatim, kata Heru sengaja menjadikan Jember sebagai pioner dalam gerakan Deklarasi Stop Bullying.

“Karena kami merasa nyaman dengan Pemerintah Kabupaten Jember yang care (peduli), terhadap permasalahan ini,” ujarnya.

Bahkan Heru menyarankan agar Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto, dapat melanjutkan kepemimpinannya pada periode kedua nantinya.

“Apalagi simbol pak Bupati Jember, itu kan love. Jadi kami berharap Bupati Jember tidak berganti dulu lah,” harapnya.

Jika keburu berganti Bupati, menurut MAKI Jatim akan berbahaya terhadap kepemimpinan di Kabupaten Jember.

“Jadi Stop Bullying Stop Korupsi Drink Coffe dan lanjutkan Bapak Hendy sebagai Bupati Jember,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto ST IPU ASEAN Eng, menyatakan dukungannya atas penyelenggaraan Deklarasi Stop Bullying yang diselenggarakan oleh MAKI Jatim.

“Saya ingin punya warga yang baik baik saja,” ujarnya.

Dengan deklarasi itu, kata Hendy akan mengajak warga Jember agar tidak mudah terprovokasi, dengan mudah menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya.

“Kadang info yang beredar itu ada hibahnya, ada fitnahnya. Itu beresiko tinggi terhadap pribadi. Dosa besar itu,” Katanya.

Bullying, menurut Hendy, berisiko mengikis kepercayaan masyarakat, yang bisa berdampak pada sektor ekonomi.

“Karenanya, kami mendukung Deklarasi ini, kalau perlu ada setiap tiga bulan sekali, agar masyarakat menjadi sadar,” ujarnya.

Setiap manusia, menurut Hendy pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Kalau ada kekurangan, maka tidak harus di bulli, yang hanya akan merugikan.

“Karenanya kalau memang ada kekurangan, bisa duduk bersama untuk saling memberikan masukan, agar menjadi perbaikan bersama,” jelasnya.

Menanggapi maraknya aksi bullying terhadap anak, Hendy menjelaskan dampaknya terhadap anak korban bullying sangat berbahaya.

“Ada banyak kasus, anak menjadi korban bullying yang sudah terlanjur menyebar di media sosial. Siapa yang bertanggung jawab memulihkan nama baiknya, jika ternyata faktanya tidak seperti berita yang beredar,” ungkapnya.

Untuk mengantisipasi terjadinya marak aksi bullying kepada anak itu, maka Bupati Jember telah memerintahkan kepada seluruh jajarannya untuk turun langsung menangani permasalahan, jika terjadi bullying terhad anak.

“Kami bergerak cepet cepetan dengan para pembeli, sehingga bisa menekan tingkat resiko terhadap korban bullying,” tegasnya.

 

(syAhrOni)