BANJARBARU MEDIAINFOPOL.COM

Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PD Perpamsi) Kalsel menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersinergi dengan Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Kalimantan Selatan (BPKP Kalsel) dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wilayah Kalimantan Selatan, Kamis (28/03/2024).

FGD yang dihadiri sejumlah direksi BUMD di Kalimantan Selatan ini yakni “Mengubah Tantangan Menjadi Peluang : Strategi Adaptasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat (SAK EP) dan Penerapan Manajemen Risiko Untuk Badan Usaha Milik Daerah (Bumd) Jasa Air se Kalimantan Selatan, Ketua PD Perpamsi Kalsel Syaiful Anwar SAP MAP mengajak seluruh peserta untuk merenung tentang kompleksitas tantangan yang dihadapi industri jasa air saat ini. Dari perubahan regulasi hingga dinamika pasar yang tidak stabil, industri ini terus berada di tengah arus perubahan yang konstan.

Namun, dengan kesadaran akan tantangan tersebut, Syaiful menyatakan keyakinannya bahwa setiap tantangan bisa diubah menjadi peluang nyata.

“Kita memiliki peluang besar untuk berkembang dan memberikan dampak positif yang signifikan,” pungkasnya.

Salah satu tantangan utama yang dibahas adalah adaptasi terhadap standar akuntansi keuangan yang relevan bagi entitas privat di sektor jasa air. Dengan transformasi bisnis dan perubahan lingkungan operasional, penting bagi industri ini untuk memastikan sistem akuntansi yang dapat menyediakan informasi yang akurat dan relevan.

Tidak hanya itu, pentingnya manajemen risiko dalam operasi BUMD jasa air juga menjadi sorotan dalam diskusi. Perubahan lingkungan seperti perubahan iklim dan faktor-faktor ekonomi menambah kompleksitas risiko yang harus dihadapi.

Direktur Utama PTAM Intan Banjar itu juga meyakini bahwa dengan kerjasama dan kolaborasi antara para pemangku kepentingan di sektor ini, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi dengan keyakinan dan diubah menjadi peluang nyata.

“Focus Group Discussion hari ini diharapkan menjadi platform untuk bertukar gagasan, pengalaman, dan praktik terbaik yang akan membantu industri jasa air mengembangkan strategi yang tepat untuk masa depan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BPKP Kalimantan Selatan Bapak Dr Ayi Riyanto Ak MSi menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya FGD kali ini. Ia menggarisbawahi pentingnya pemahaman bersama tentang Standar Akuntansi Keuangan Entitas Privat (SAK EP), yang dijadwalkan mulai berlaku efektif pada Januari 2025.

Dengan perubahan kebijakan ini, PD Perpamsi dan BUMD Jasa Air di Kalimantan Selatan perlu menjalankan serangkaian tahapan untuk memastikan adaptasi yang lancar.

Tahapan tersebut termasuk pemahaman mendalam terhadap perbedaan antara SAK EP dan SAK ETAP, identifikasi risiko yang muncul, evaluasi dampak peralihan terhadap operasional keuangan, dan penyesuaian kebijakan internal.

Ia juga menegaskan pentingnya penerapan SAK EP secara menyeluruh dan pengawasan yang cermat selama proses implementasi. Hal ini diharapkan dapat memberikan umpan balik yang berguna bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan mereka.

“Kami berharap bahwa para peserta FGD dapat menyerap materi yang disampaikan oleh para narasumber, sehingga mereka dapat memiliki pemahaman yang sama mengenai perubahan kebijakan ini. Dengan demikian, langkah-langkah konkret dan strategi yang efektif dapat dirancang untuk menghadapi masa depan dengan keyakinan,” ujarnya.

(Herman Soetiady)