Aceh Timur, mediainfopol.com 14 Maret 2024
Aktivis HAM Aceh, Ronny H, mendesak Kapolres Aceh Timur, AKBP Nova Suryandaru, S.I.K, beserta jajarannya untuk meningkatkan keamanan dan menjamin keselamatan setiap warga negara dari tindak kekerasan di Aceh Timur.

Hal itu disampaikannya menanggapi indikasi meningkatnya angka kekerasan melalui serentetan aksi kekerasan bermotif politik yang terjadi di Aceh Timur belakangan ini, selama pemilu berlangsung dan jelang pilkada 2024 di Aceh, khususnya di Aceh Timur.

Tercatat sebelumnya telah terjadi sejumlah aksi kekerasan di Aceh Timur diantaranya seperti kekerasan yang terjadi di sejumlah TPS di Aceh Timur , pengrusakan kantor parlok, pelemparan molotov ke rumah ketua parlok, kekerasan di arena penghitungan suara, hingga aksi kekerasan di kantor KONI Aceh Timur, yang baru saja terjadi.

” Kami meminta Kapolres Aceh Timur bertanggungjawab dan menjamin terciptanya keamanan dan ketentraman bagi setiap warga negara, terutama di masa pemilu atau jelang pilkada mendatang,” Kata Ronny, Kamis 14 Maret 2024.

Dia berharap pihak keamanan bekerja secara profesional dan tidak melakukan pembiaran terhadap kasus kekerasan mana pun yang terjadi di wilayah Aceh timur.

” Jangan sampai terjadi aksi pembiaran oleh aparat keamanan terhadap setiap aksi – aksi kekerasan sekecil apa pun, khususnya kekerasan bermotif politik, jangan sampai percikan konflik yang mulanya kecil, dibiarkan menjadi nyala api besar yang membara dan tak terkendali, ” ungkap aktivis yang concern dengan isu demokrasi dan hak asasi manusia itu.

Ronny berpendapat kekerasan politik di Aceh Timur belakangan ini telah memundurkan semangat demokrasi dan jaminan keamanan bagi setiap orang di Aceh Timur, hal itu pula menurutnya dapat mengembalikan trauma masa kelam di benak masyarakat.

Diduga motif kepentingan politik, hingga kepentingan pribadi di seputar arena politik telah menyulut bara api konflik yang meresahkan warga, yang membuat Aceh Timur mendadak berubah menjadi tak kondusif, terlebih jelang pilkada.

Menurutnya penggunaan cara – cara kekerasan merupakan langkah mundur dalam demokrasi serta mengotori prinsip – prinsip HAM, yang pastinya mengabaikan akal sehat dan intelektualitas dan kepribadian yang mulia.

” Tidak ada masalah dengan perselisihan apa pun, sengketa politik atau perbedaan pendapat mana pun, semua bisa diatasi dengan kepala, tapi jika sudah mengandalkan otot atau senjata, itu jelas cara – cara yang mundur dari kemajuan zaman, dimana sebelumnya kita telah hidup aman damai meski dalam berbagai perbedaan, dan kami merasa berhak serta bertanggungjawab atas terjaga serta lestarinya demokrasi dan hak asasi manusia di negeri ini,” tegas Ronny.

Dia menghimbau masyarakat bisa bersama – sama menjaga pelestarian demokrasi dan hak asasi manusia serta menentang segala bentuk aksi kekerasan dan kesewenang -wenangan di bumi Serambi Mekkah.

” Kekerasan dan kesewenang – wenangan dalam bentuk apa pun tidak boleh dibiarkan lagi terjadi di Aceh, siapa pun pelakunya, apa pun alasannya” tegas aktivis HAM itu.

Ketua Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Provinsi Aceh itu juga menghimbau semua pihak untuk mendukung pihak keamanan secara bersama – sama menjaga suasana kondusif dan meningkatkan keamanan serta ketentraman bagi setiap orang.

” Kita mesti dukung sekaligus mengawasi pihak keamanan agar bekerja secara profesional menjaga keamanan dan ketentraman bagi masyarakat, dan kita mesti menolak setiap aksi kekerasan dan kesewenang -wenangan di sekitar kita, apa pun alasannya, stop kekerasan, karena kekerasan adalah simbol kedunguan, “pungkas Alumni Universitas Ekasakti itu menutup keterangannya.

Zainal Abidin pjt

By Man

You missed

Kalapas Banyuwangi Ikuti Penanaman Bibit Pohon Kelapa Serentak di SAE Ngajum, Untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional, MALANG – Mediainfopol.com Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) menggelar penanaman bibit pohon kelapa secara serentak di seluruh Indonesia, Kegaiatan tersebut dilaksanakan secara terpusat di Nusakambangan. Rabo (10/9/2025) Kantor Wilayah (Kanwil) Ditjen Pemasyarakatan Jawa Timur memusatkan kegiatan penanamannya di lahan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Malang di Ngajum, Kabupaten Malang. Kepala Lapas Kelas IIA Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa turut hadir dalam kegiatan di SAE Ngajum tersebut sebagai bentuk nyata dukungan dan komitmen untuk menyukseskan program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh Presiden dalam Asta Cita Presiden, serta 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Kegiatan penanaman dipimpin secara langsung oleh Kepala Kanwil Ditjen Pas Jawa Timur, Kadiyono, didampingi oleh seluruh Kepala UPT Pemasyarakatan dan Imigrasi se-Jawa Timur. Kehadiran jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat juga turut memeriahkan dan menguatkan dukungan terhadap agenda strategis nasional ini. Dalam sambutannya, Kepala Kanwil Ditjen Pas Jatim mengungkapkan bahwa total terdapat 10.000 bibit kelapa yang ditanam serentak di seluruh UPT wilayah Jawa Timur. “Rinciannya, yang ditanam di SAE Ngajum ini berjumlah 3.331 pohon. Sedangkan 6.669 bibit lainnya tersebar pada seluruh UPT Pemasyarakatan dan Imigrasi di Jawa Timur,” jelas Kadiyono. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bernilai simbolis semata, melainkan menjadi bukti nyata komitmen Kanwil Jatim dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendukung program nasional ketahanan pangan. “Penanaman pohon kelapa ini adalah wujud komitmen kita bersama untuk mewariskan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Selain memberi manfaat ekologis, pohon kelapa juga memiliki nilai ekonomi yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat,” tegasnya. Sementara itu, usai mengikuti kegiatan pusat di Ngajum, Kalapas Banyuwangi menyatakan kesiapannya untuk segera mengimplementasikan hal serupa di wilayah kerjanya. Dijelaskannya, bibit kelapa yang telah dialokasikan akan ditanam secara bertahap di lahan SAE yang berada di Kelurahan Pakis, Banyuwangi. “Keikutsertaan kami dalam kegiatan serentak ini merupakan bentuk kesungguhan Lapas Banyuwangi untuk berkontribusi aktif. Kami berharap, dengan penanaman yang akan kita lakukan di SAE Pakis, Lapas Banyuwangi mampu memberikan kontribusi nyata dan mewujudkan keberhasilan program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah,” pungkas Wayan. (siswanto)